Cerdas itu Jauhi Riba
Hidup saat ini jika tak sabar, maka bisa jadi masuk ke dalam kehinaan. Hidup saat ini jika tidak cerdas, maka bisa jadi menjadi bahan baku menjerumuskan ke arah yang salah. Hidup saat ini harus cerdas dan sabar, apalagi di tengah kebutuhan hidup yang kian meninggi.
Sering orang berpikir pendek. Pengen rumah solusinya kredit. Pengen motor, hp, mobil, dan lainnya solusinya kredit. Apalagi banyak penyedia jasa kredit yang berujung pada riba. Mengerikan, bukan? Sudah jatuh tertimpa riba, dikejar pula agar segera melunasinya. Banyak di antara kita tentu pernah merasakan kesusahan untuk bisa jauh-jauh dari riba. Eh, ternyata orang terdekat kita pun terpapar riba. Daya rusak riba kian sistemis dan tanpa memandang latar belakang seseorang.
Allah Swt telah memberikan manusia berupa akal. Akal bukanlah penghakim ini halal atau ini haram. Akal digunakan untuk mengenali fakta dan obyek. Kemudian mengaitkannya dengan dalil yang ada dalam quran dan sunnah. Ketika dalil dari as-syari’ (pembuat hukum) membolehkan maka aktifitas bisa dilanjutkan. Sementara ketika as-syari’ mengharamkan, maka aktifitas diberhentikan.
Dan menurut istilah, al-Kayyisu diantaranya, dijelaskan dalam sebuah hadis :
الكيس من دان نفسه و عمل لما بعد الموت و العاجز من أتبع نفسه هواها و تمنى على الله الأماني
Orang yang cerdas itu ialah orang yang mampu mengendalikan nafsu dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan banyak kepada Allah. (Hadis riwayat Tirmidzi dari Syaddad bin Aus ra, didhoifkan oleh Syaikh al-Baany dalam kitab al-Jaami’us Shoogiyr wa ziyaadatuh juz III halaman 979)
Sedangkan menurut al-Quran surat Ali Imron ayat 191, orang yang cerdas ialah orang yang selalu berdzikir kepada Alloh swt , berfikir tentang penciptaan langit dan bumi, serta senantiasa berdoa dan sangat takut dengan adzabNya.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ [آل عمران : 191]
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Sobat Oh My Ahsana (OMAH), berkaitan dengan pembelian rumah tentu kita gunakan kecerdasan. Jangan sampai terjebak dalam ribawi. Sebab selain jatuh kepada dosa, kita juga akan mengalami kesusahan dalam hidup.
Rasulullah bersabda:
“Rasulullah mengutuk bagi orang pembayar maupun penerima riba.” (HR Aun Ibn Hanifah yang meriwayatkan dari ayahnya)
Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, pembayar (pemberi) riba, juru tulis riba, dan saksi-saksi riba. Beliau berkata: “Mereka semua sama.” (HR Muslim)
Nah, sobar OMAH, yuk mari sama-sama belajar agar terhindar dari riba. Jangan sampai hidup susah karena terjebak riba. Ingin punya rumah, eh ujungnya disita. Uang lepas, rumah pun lepas. Jadi, cerdas itu bebas dari riba.
Share Info Ini Seluas-luasnya!